Humas – Konselor Bidang Politik Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Federasi Jerman untuk Indonesia, Dr. Jens Schuring, LL.M mengunjungi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dalam rangka temu ramah dan melihat kondisi pendidikan di Unsyiah. Pertemuan yang melibatkan alumni Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD) dan pimpinan Unsyiah tersebut berlangsung di Balai Senat Unsyiah, Rabu (25/5).
“Lembaga penyedia beasiswa Jerman seperti (DAAD) telah berdampak luar biasa dalam meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Saat ini, alumni DAAD di Indonesia tercatat sebanyak 30 ribu lebih dan sudah tersebar pada berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Sementara itu, kini tercatat ada 3.200 mahasiswa Indonesia sedang belajar di Jerman lewat beasiswa tersebut,” ujar Dr. Schuring.
Menurutnya, sudah 63 tahun Indonesia dan Jerman menjalin kerjasama, baik itu di bidang politik, budaya, ekonomi, hingga pertukaran ilmu pengetahuan yang meliputi pemberian beasiswa kepada pelajar Indonesia. Selain untuk membicarakan masalah pendidikan, kunjungan Kedubes Jerman ke Banda Aceh juga dalam rangka penguatan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Jerman di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik Unsyiah, Dr. Hizir mengatakan, Pemerintah Jerman sangat banyak membantu Aceh pada masa tsunami. Di samping itu, mahasiswa Aceh sangat terbantu dengan adanya beasiswa DAAD dari Pemerintah Jerman. Para alumni DAAD sudah banyak berkontribusi kepada masyarakat.
“Sebanyak 100 lebih alumni DAAD yang ada di Aceh tersebar di beberapa perguruan tinggi, salah satunya di Unsyiah. Mereka telah menjadi tenaga dosen di berbagai fakultas,” sebut Hizir selaku penerima DAAD Award tahun 2015.
Salah satu alumni DAAD Jerman, dr. Ikhsan yang hadir dalam kesempatan itu menjelaskan, pada November mendatang para alumni DAAD akan menyelenggarakan diskusi ilmiah mengenai Help Management Disaster.
“Semoga acara tersebut nantinya mendapat dukungan dari Kedubes Jerman, karena acara tersebut akan dihadiri oleh para alumni DAAD Jerman yang ada di seluruh Aceh. Kami berharap pihak Kedubes Jerman dapat turut serta dalam menfasilitasi kegiatan tersebut,” jelasnya.
DAAD menawarkan sejumlah program beasiswa bagi Indonesia. Sebagian besar beasiswa ditujukan bagi dosen, peneliti, dan tenaga profesional yang bekerja di sektor publik dan swasta. Selain DAAD, bantuan dari Pemerintah Jerman juga mengalir di Aceh, seperti hadirnya GTZ yang turut membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca tsunami.
Penulis : Muarrief Rahmat
Editor : Reza Fahlevi
No responses yet